Gado - Gado itu Enak!

"Everything that I ever think..."

Jadi, apakah kita membutuhkan sebuah imajinasi?

Itu tergantung memang pada masing-masing individu, ini sudah dasar dari artikel yang saya post.

Tapi ini menurut saya, imajinasi mengantarkan kita pada ide-ide kita sejauh apapun ide itu, sesulit apapun kita mewujudkannya, apakah kamu bisa mempercayai imajinasimu?



Sebenarnya artian sesungguhnya berimajinasi itu sama dengan melamun. Coba, cari perbedaannya? Posisi uda sama tuh, nah tergantung apa yang kita bayangkan. Yang kita bayangkan memang fokus pada sebuah ide cerita,,, mengapa tidak kita dapat menemukan sebuah cerita yang tak terbatas. Namun, kelemahannya adalah ide cerita itu ttidak dipaparkan secara detail sedetail-detailnya.

Cobalah mendasari ide itu dari kegiatan audio visual. Contohnya menengarkan sebuah lagu bukanlah sarana untuk galau ria. Tapi itulah saatnya anda membayangkan, misal : lagu bergenre romance. Apa yang anda bayangkan? dua orang yang berpasangan.
Yap... kembangkanlah...  teruslah membayangkan ide dasarmu. Dengarkan lagu itu, ikuti liriknya terus menerus. Jadikan soundtrack dalam film yang memuat ide ceritamu.
Menurut saya, membaca novel itu tidak sepenuhnya meningkatkan kreativitas kita. Namun, melatih kekreativitasan anda, sehingga anda pada suatu hari, menemukan sendiri visual yang anda bayangkan.
Menonton film, seringlah menonton film dengan audio visual yang terbukti bagus. Itu akan membantumu membuat bayangan visual yang sangat kuat, jernih dan tersusun rapi.
Jadi, masihkah anda berfikir bahwa imajinasi itu membuang-buang waktu?
Tidak, jika anda mempergunakan dalam pelajaran, bisa juga.
Umumnya pada sepantaran umur yang masih muda. Long Term Memory yang berasal dari audio visual sangat bagus.
Contoh : lagu Menari. Saat kamu mendengar "Oh... lihat kita bertabutan bunga-bunga..." kamu sedang membayangkan mengenai terjadinya proses pencernaan. Seketika itu juga saat kamu tes, bersenandunglah lagu itu. Apakah berhasil untukmu?
Corat-coretlah kertasmu, karena setiap scene yang kamu tidak menyadarinya, akan merekam kejadian yang nyata tersebut sehingga anda dapat mengulangnya semau anda kapanpun dan dimanapun.

Pertama kali saya mengakui adanya jiwa imajinasi dalam diri saya adalah saat saya berimajinasi tentang awan dengan teman SMP saya yang manis itu,,, nostalgia yang indah. Sejak saat itusaya tahu bahwa imajinasi itu bisa membentuk apapun yang kita mau. Senangnya... Itu sama dengan diri kita. Kita bisa mengimajinasikan tentang  kita sendiri. "Itu seperti origami. Sehelai kertas yang bisa menjadi apa saja." -Young Samurai-
Sebenarnya saya sudah melakukan hal itu sejak SD, tapi baru menyadari saat SMP. Dan menemukan manfaatnya setelah SMA saat saya mendapat ide untuk membuat film dakwah. Semuanya penuh imajinasi.

Namun, memang... jangan keterusan, imajinasi sendiri jika kamu terlalu jauuuh...membawa anda ke suatu pemikiran yang dituntun bukan dari pemikiran kita. Ngeri.
Imajinasi tersebut, tetaplah didasari dengan tetap mengingat Allah SWT. Itu kata teman saya. Tapi menurut saya... ya benar juga. Hehe...

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Most Viewed

Followers

I My Me Mine

Foto saya
Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
"The hero of the story." hphogwartsgroup.blogspot.com Twitter : @gandhincul FB : Gandhincul Cakra Maruti Just Click It!